Selasa, 01 September 2015

Seuntai Surga di Perairan Bakauheni

Pulau-pulau di perairan Bakauheni cukup banyak, ada yang berpenghuni, tapi tak sedikit yang kosong alias tak dihuni penduduk. Selain itu, pulau-pulau ini belum banyak diketahui masyarakat.


MENJEJAK di pulau-pulau tak berpenghuni di pesisir Bakauheni membuat para penjelajah seperti berada di private island area. Tim perjalanan Lampung Post kembali menyuguhkan kepada para pembaca mengenai keindahan pulau-pulau yang tersembunyi di pesisir Bakauheni, Lampung Selatan.
Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam dari Bandar Lampung, akhirnya kami sampai di Dermaga Keramat yang terletak di Dusun Keramat, Desa Sumur, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan. Jalanan yang kami lalui sepanjang Bandar Lampung-Bakauheni terbilang mulus. 

Dermaga Keramat ini merupakan salah satu pintu keluar-masuk menuju pulau-pulau kecil di sekitarnya. Perahu yang dinakhodai Muhammad Yunus telah siap di sana.
Nama Dusun Keramat diambil dari nama pulau yang berjarak 2 kilometer dari dermaga. Kuburan yang diduga penyiar agama Islam setempat berada di pulau yang banyak didominasi pohon bakau itu. Beberapa keramba juga tampak berjejer di tepian Pulau Keramat. Tim perjalanan kami kembali melanjutkan pelayaran mini ini menuju Pulau Sindu.

Pak Yunus mengatakan pulau yang juga banyak ditumbuhi pohon kelapa ini merupakan salah satu pulau tak berpenghuni di pesisir Bakauheni. Banyak pohon mangrove yang menjadi habibat berbagai jenis ikan di sana. Kapal yang kami tumpangi mengitari Pulau Sindu. "Pulau Sindu ini memang banyak pohon bakaunya, kapal juga tidak bisa menepi," kata dia.

Puas mengelilingi Pulau Sindu kami melanjutkan perjalanan menuju Pulau Kandang. Hanya membutuhkan waktu tempuh sekitar 20 menit dari Pulau Sindu, kapal kami menepi ke bibir pantai pulau mungil ini. Pulau Kandang merupakan salah satu pulau yang landai dan memiliki pantai paling indah di antara pulau-pulau lainnya di pesisir Bakauheni. Kita bebas untuk berenang dan menyusuri garis pantai yang terbentang luas. Perpaduan warna air laut yang putih bening, biru muda, dan biru tua tampak menjadi satu kesatuan yang begitu memikat.

Nenah Handayani, salah satu pengunjung dari Bandar Lampung, mengatakan Pulau Kandang merupakan salah satu pulau cantik di kawasan ini. Pantainya juga landai sehingga aman untuk berenang. Garis pantainya yang memanjang cocok untuk disusuri bersama kawan-kawan tercinta. "Pantai sangat rekomended untuk piknik bersama keluarga, keren nih pantai," kata wanita berhijab itu.

Pulau Kandang ini merupakan gugusan kepulauan di Bakauheni yang berpenghuni. Ada tiga kepala keluarga yang tinggal secara terpencar di beberapa sudut di pulau ini. Wawan Hermawan (25), salah satu penghuni pulau ini yang tinggal bersama istrinya, Titin (20). Wawan mengaku betah tinggal di sini, pasalnya ia menggarap kebun pisang yang mudah untuk menghasilkan uang. 

Wawan mengatakan bahwa dulunya ayahnya yang lebih dulu tinggal di sini, tapi karena faktor usia akhirnya ia bersama istrinya yang tinggal di sini. "Kebun pisang yang saya kelola bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah, ketimbang tinggal di daratan susah cari makan," kata dia.

Walaupun hanya tiga rumah yang letaknya terpisah, pulau ini banyak dikunjungi wisatawan. Wawan menjelaskan banyak wisatawan yang datang ke sini saat akhir pekan. Bahkan, tidak hanya wisatawan yang berasal dari dalam negeri, tapi juga dari mancanegara kerap singgah. "Biasanya mereka menginap di tenda yang mereka bangun sendiri di bibir pantai," kata dia.

Kami pun melanjutkan menyusuri pulau-pulau berikutnya. Pulau Dua, pulau yang banyak ditumbuhi tanaman bakau ini memang memiliki dua daratan yang berbeda dan terpisah dengan laut. Kapal yang kami tumpangi menyusuri selat mungil di antara dua pulau cantik ini. 

Pulau Prajurit menjadi sasaran berikutnya, lagi-lagi tak tampak kehidupan di pulau yang banyak dikelilingi batu cadas. Batu dengan kontur tak merata ini menambah cantik pulau tersebut.
Pulau terakhir yang kami kunjungi, yaitu Pulau Harimau alias Pulau Rimau Balak, yang berpenghuni 78 kepala keluarga (KK). Kami sengaja bermalam di sini, di kediaman Pak Yunus, sang nakhoda kami. Keluarga keturunan Bugis yang sangat ramah ini rupanya sering menjadi rumah singgah bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan ini. Kami disambut baik oleh keluarga yang telah puluhan tahun tinggal di sini. ?Mari silakan masuk di kediaman kami," ajak Pak Yunus.

Pulau Harimau ini memang terbilang cukup luas. Ada empat area yang banyak dihuni penduduk sekitar, yakni Gusung Berak, Sukamaju, Buah, dan Peritaan. Masing-masing area ini dihuni oleh 10?20 KK. Pulau Harimau juga memiliki tanah yang subur, berbagai hasil pertanian seperti jagung dan pisang banyak dihasilkan di pulau ini.

Ahmad Nurjaman, kepala Dusun Pulau Harimau, mengatakan walaupun sudah banyak dihuni penduduk sekitar, listrik belum juga menyentuh daerah ini. Penduduk sekitar pernah mendapatkan bantuan listrik tenaga surya, tapi sudah banyak yang rusak, kini warga kembali menggunakan lampu totok untuk penerangan.
Sarana pendidikan di pulau ini juga masih sangat kurang. Padahal banyak potensi yang bisa dikembangkan di pulau kami, baik wisata maupun yang lainnya. "Semoga ke depan pemerintah serius menggarap pariwisata di pulau kami agar semakin berkembang," kata dia.







0 komentar:

Posting Komentar

Pages