Jumat, 04 Juli 2014

Pantai Tirtayasa yang alami dan penuh pesona




 Pesona Pantai Tirtayasa yang masih alami


Pagi itu, Senin (30/6/2014) Aku berjalan menyusuri pantai di pinggiran Teluk Lampung. Aku tak sendiri disana, di hari ramadan yang keempat ini saya menemani kawan saya, Kurniadi dari Palembang untuk mengunjungi pantai-pantai di pesisir Teluk Lampung. Salah satunya adalah Pantai Tirtayasa. Qoriatul Hayati dan adiknya, Ivan juga ikut dalam perjalanan kami. Sembari  bercanda ria kami terus berjalan di sepanjang bibir pantai yang bersih dari sampah itu. Sesekali kami bercanda ria sembari menikmati pemandangan laut yang begitu khas dan mempesona. Ombaknya tak begitu besar bahkan cenderung tenang. Itulah gambaran suasana di Pantai Tirtayasa, Teluk Betung Timur, Bandar Lampung.



 Suasana alam di Kawasan Pantai Tirtayasa


Pantai Tirtayasa terletak di Gang Harnas dusun Way Tataan Kelurahan Sukamaju Kecamatan Teluk Betung Timur, Bandar Lampung. Masyarakat sekitar lebih mengenal kawasan pantai ini dengan Harnas yang tak lain diambil dari nama gang masuk pantai ini. Jarak tempuh dari pusat kota pun tak terlalu jauh, kita hanya membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit untuk bisa mengunjungi pantai cantik ini. Jalanan yang dilalui hingga pantai ini pun relatif halus. Letaknya yang strategis membuat pantai ini cukup dikenal warga Lampung. Apalagi di bagian pintu gerbang pantai ini ada plang besar yang memuat nama pantai ini.



 Ivan dan Adi berjalan menyusuri Pantai Tirtayasa


Ada banyak aktivitas yang bisa kita lakukan di pantai ini. Ombak yang cenderung tenang membuat pantai ini cocok untuk renang mulai anak-anak hingga orang dewasa. Pantai berpasir putih ini juga tak terlalu banyak karangnya sehingga nyaman saat renang. Jika Anda ingin menyewa ban untuk renang, penduduk sekitar banyak yang menyewakan ban renang. Harga sewanya pun cenderung murah. Ban renang ukuran kecil dibandrol dengan jasa penyewaan sebesar Rp 5ribu selama seharian penuh. Sementara untuk sewa ban besar selama satu hari Rp 10ribu. Pantai ini juga banyak memiliki batuan kecil yang tersebar di sepanjang pantai. Sesekali kita juga bisa melihat bebatuan besar yang menyembul diantara air laut yang tenang. Bagi Anda yang suka berfoto bebatuan yang tersembul itu cocok dijadikan pijakan saat berfoto. 

 
 Batuan yang menyembul bisa jadi pijakan untuk berfoto, hehehehe


Selain berenang, aktivitas lainnya yang bisa Anda nikmati adalah memancing. Anda bisa memancing di beberapa titik yang memang cocok untuk memancing. Jika Anda ingin bersantai menikmati pemandangan dan para nelayan yang sedang beraktivitas Anda bisa menyewa gazebo. Gazebo yang terbuat dari campuran semen dan pasir itu banyak tersebar di sepanjang bibir pantai dengan beratapkan seng. Gazebo bisa disewa dengan harga Rp 15ribu selama sehari. 


 Deretan Gazebo di pinggiran Pantai Tirtayasa


Tak jauh dari pantai ini ada juga Pulau Kubur. Bahkan, pulau ini sangat jelas terlihat dari pantai Tirtayasa. Konon ada satu kuburan yang terletak diatas bukit di pulau Kubur. Makanya warga setempat menyebutnya dengan pulau kubur. Pulau tak berpenghuni itu bisa ditempuh dengan waktu sekitar 10-20 menit dari pantai ini. Banyak warga yang menyewakan jasa penyebrangan ke pulau kubur dengan menggunakan perahu. Jika penumpang mencapai lebih dari 10 orang masing-masing penumpang dikenai tarif sebesar Rp 10ribu – Rp 15ribu. Namun, jika hanya 2 penumpang biaya yang dikenakan sebesar Rp 50ribu. 


 
 Perahu nelayan siap mengantar Anda menuju Objek Wisata Pulau Kubur


Pantai yang telah dibuka sejak tahun 80-an ini begitu alami dan mempesona. Walau telah dibuka sebagai tempat hiburan puluhan tahun lalu namun pantai ini masih begitu alami. Tak banyak sampah di sini. Pengunjung juga tak terlalu banyak. Hanya saat-saat akhir pekan saja pantai ini biasanya ramai dikunjungi wisatawan. Jadi, pantai ini cocok untuk Anda yang ingin berlibur bersama keluarga.


 
 Ivan dan Adi berjalan menuju tempat istirahat, tampak Qoriatul sedang menanti


Setiap pengunjung yang memasuki kawasan pantai ini dipungut biaya sebesar Rp 5000. Sedangkan sewa parkir untuk mobil sebesar Rp 2000 dan motor Rp 1000. Pantai ini sangat rekomendid bagi Anda yang ingin memanjakan diri sekaligus berlibur dengan biaya yang murah. Selain lokasinya yang strategis Anda juga dapat bonus pemandangan yang begitu alami dan mempesona.

Rabu, 02 Juli 2014

Puasnya Langui di Pemandian Way Beghak (WB)

Anak-anak langui di Pemandian Way Beghak



Siang itu udara di sebuah perkampungan di sekitaran Gunung Alip begitu menyengat. Anak-anak di perkampungan itu kemudian menuju sebuah areal pemandian di sekitar pinggir bukit di perkampungan mereka. Air yang begitu segar segera menyambut kedatangan mereka. satu per satu diantara mereka pun menyeburkan badannya dalam pemandian. Itulah satu satu areal pemandian di Kabupaten Tanggamus yang terletak di Gunung Alip. 



Anak-anak tampak asyik sedang langui (renang)


Masyarakat setempat menyebutnya pemandian Way Beghak. Dalam bahasa setempat yang mayoritas dihuni suku Lampung, way berarti air atau sungai sedangkan beghak berarti luas.
Pemandian Way Beghak sangat mudah dijangkau. Jika kebetulan Anda sedang berada di Bandar Lampung jangan lupa untuk menyempatkan diri berkunjung ke pemandian yang menjadi pemandian primadona warga Tanggamus ini. Jarak tempuh dari Bandar Lampung sekitar 2 jam perjalanan darat menggunakan motor maupun mobil. Namun, bagi Anda yang ingin menggunakan bus juga bisa. Banyak bus yang yang menyediakan jasa layanan hingga ke Kota Agung. Biasanya bus-bus itu ngetem (menunggu penumpang) di sekitaran Terminal Rajabasa, Bandar Lampung. Biayanya juga termasuk murah dengan rentang antara Rp 6ribu – Rp 10 ribu hingga sampai ke pintu masuk pemandian. 



Pintu Gerbang memasuki Areal Pemandian

 
Pemandian Way Beghak di bagian kedua, agak masuk sedikit 


Banyak objek wisata yang bisa kunjungi di Kabupaten Tanggamus, Lampung . Salah satunya adalah pemandian Way Beghak yang terletak di kecamatan Gunung Alip Kabupaten Tanggamus Lampung. Masyarakat Lampung mungkin banyak yang belum mengunjungi objek wisata yang satu ini. Memang pemandian ini belum cukup populer di kalangan masyarakat Lampung, namun bagi Warga Tanggamus, pemandian ini merupakan salah satu objek wisata yang difavoritkan. 



Pemandian ini memiliki air yang sangat jernih


Pemandian air ini sangat jernih bahkan kita bisa dengan mudah melihat dasar sungai. Dulunya pemandian Way Beghak ini hanyalah suangai kecil yang tidak terurus. Kemudian mulai tahun 2000-an pemandian ini mulai dibangun semacam tanggul untuk menampung air-air yang mengalir di sungai itu. Maka tak heran jika kita masih melihat areal lahan seperti anak sungai yang oleh warga setempat digunakan untuk menanam selada air. Selada ini memang agak sedikit berbeda dengan selada pada umumnya. Selain bentuknya yang lebih kecil juga selada air hidup menggerombol. Jadi selepas mandi Anda bisa membeli selada air ini dengan warga sekitar. Hitung-hitung sebagai oleh-oleh untuk menu lalapan di rumah. Soal rasa tak perlu diragukan lagi, nggak kalah dengan selada yang biasa kita jumpai di pasar.



Selada banyak ditanam di sebelah kanan pemandian


Pemandian Way Beghak biasanya ramai saat akhir pekan datang. Biasanya mereka datang dari berbagai kecamatan yang berada di kawasan Tanggamus. Namun, terkadang ada juga pengunjung yang tak sengaja datang ke pemandian ini karena melihat plang pintu masuk pemandian Way Beghak. Pintu masuk pemandian Way Beghak memang lumayan mencolok ditambah lagi terletak di tempat yang strategis membuat wisatawan “tak terduga” datang ke sini. Warga yang datang ke sini biasanya juga tahu dari mulut ke mulut. Belum ada promosi yang begitu gencar sehingga membuat pemandian ini kurang dikenal.



Air pancuran yang tampak jernih di bagian dua pemandian


Saat akhir pekan datang selain ramai para penjual aneka makanan juga akan berkumpul di pinggir areal pemandian. Namun, saat hari-hari biasa mereka tidak membuka lapak mereka. Jadi, jika Anda ingin berlibur ke kawasan wisata ini di luar akhir pekan, disarankan untuk membawa makanan sendiri. Saat akhir pekan tiba biasanya pengunjung bisa mencapai hingga seratusan orang yang memadati pemandian ini. Hari-hari biasa hanya mencapai puluhan orang saja. Setiap pengunjung dikenai tarif Rp 2ribu – Rp 3ribu untuk memasuki kawasan objek wisata ini. Bagi warga sekitar terutama anak-anak mereka bisa sepuasnya langui di pemandian ini. Langui dalam Bahasa Lampung berarti renang. Maka tak mengherankan jika anak-anak kampung setempat jago berrenang. 

 
Anak-anak sedang berrenang di sekitar area pemandian


Selain areal pemandian objek wisata satu ini juga menawarkan keasrian alamnya yang begitu memikat. Dijamin Anda bisa berteduh di bawah pohon-pohon besar di sekitar areal pemandian ini sembari menikmati hijaunya perkebunan selada milik warga sekitar. Sebenarnya ada dua areal pemandian di objek wisata Way Beghak ini. Areal pemandian pertama letaknya berada di depan di pinggir bukit serta lebih luas dan telah ditembok rapih. Sementara pemandian yang kedua letaknya agak sedikit masuk ke dalam dengan areal yang lebih sempit. Dijamin Anda bakal puas langui di kawasan objek wisata satu ini. “Payuh langui, kak,” ajak anak-anak itu.

Selasa, 01 Juli 2014

Wisata Budaya : Belangiran, Tradisi mandi bersama jelang ramadhan

Puluhan muli mekhanai berjalan menuju areal pemandian di sebuah sungai di bilangan Sumur Putri. Mereka membawa talam yang berisi tangkai padi, bunga tujuh rupa dan sekam yang sudah dibakar. Para muli berbaris rapih dan bersiap untuk masuk ke dalam sungai. Satu per satu diantara mereka kemudian masuk ke dalam sungai setelah melalui pembasuhan sebagian anggota tubuh mereka. Mereka saling menyiramkan air satu sama lain. Itulah aktivitas dimulainya Belangiran.


 Muli Mekhanai berjalan hendak mengambil air langir


Muli Mekhanai berbaris membawa air langir di dalam konde (kendi)

 
Para Muli membawa talam berisi bunga tujuh rupa, tangkai padi dan  sekam


 
 Para Muli berbaris dan saling berhadapan tanda dimulainya Belangiran


Belangiran berasal dari kata langir yang berarti mandi. Mandi yang dimaksud bukanlah mandi-mandi biasa pada umumnya mnelainkan yang tanpa tujuan khusus.


 
Wakil Gubernur Lampung, Bachtiar Basri menyiramkan air langir kepada salah satu muli


Ada perlengkapan yang digunakan saat belangiran diadakan yakni Air Langir, bunga tujuh rupa, daun pandan dan setanggi. Air langir yang digunakan dalam prosesi belangiran menggunakan air dari tujuh sungai yang berada di sekitar tempat berlangsungnya belangiran. Biasanya air ini diambil dua hari sebelum prosesi belangiran dilaksanakan. Air yang sudah diambil ini dipisahkan satu sama lain dan juga disesuaikan dengan beberapa kepala keluarga yang akan mengikuti prosesi belangiran. Masing-masing satu keluarga mendapat satu gayung air langir.



Konde Balak (Kendi Besar) berisi air langir, setanggi dan taburan bunga


 
Penata prosesi langir sedang merapihkan perlengkapan belangiran


Air langir merupakan air yang diambil dari tujuh sungai (mata air) yang berbeda yang dicampur menggunakan bunga tujuh rupa, daun pandan dan sedikit setanggi. Air ini kemudian dikumpulkan dalam satu lokasi yang diletakkan di dalam konde (kendi) pada siang hari oleh para mekhanai.  Pada malam harinya muli dan mekhanai mengolah bahan-bahan untuk prosesi belangiran. Keesokkan harinya barulah air langir digunakan untuk belangiran.
  


Konde Balak berisi air langir


Sementara itu, menurut pengurus DPD Lampung Sai, Suttan Darmawan Suttan, mengatakan bahwa Tradisi Belangiran ini telah ditemukan di berbagai daerah di Lampung. Tradisi yang jarang ditemukan ini, kini berusaha diangkat kembali agar tetap lestari. Dahulu kala acara ini dilaksanakan oleh masyarakat desa di sungai-sungai yang mengalir di perkampungan mereka. 



 
Belangiran akan dimulai


 
Muli Mekhanai masuk ke Way (Sungai) pertanda Belangiran sedang berlangsung


 
Saling menyiramkan air satu sama lain


 
Tampak ceria menikmati prosesi Belangiran


Tahun ini Belangiran dilaksanakan untuk ke-4 kalinya oleh Pemprov Lampung. Belangiran pertama kalinya dilaksanakan di Kolam Renang Pahoman Bandar Lampung dan untuk kedua kalinya dan seterusnya dilaksanakan di Kali Akar Kelurahan Sumur Putri, Teluk Betung Barat. Jika, Anda sedang di Lampung saat menjelang ramadhan, jangan lupa untuk menyaksikan acara adat yang satu ini....



Bakar Batok Kelapa

Pages